Ini sebuah kisah yang terus menyayat hati apabila aku mengenang.
Sebab ada perjuangan kemanusiaan di dalamnya. Meski itu adalah kisah fiksi
(dari sebuah film) atau kisah nyata. Aku tahu, bahwa kisah ini tidak melulu berbicara
laki-laki sebagai pelaku dan perempuan sebagai korban. Karena itu, aku akan
menyajikan kisah ini dari dua sisi tersebut.
Pelecehan seksual adalah sebuah tindakan tidak menyenangkan baik
berupa sentuhan fisik maupun verbal. Meski itu dilakukan dalam sebuah hubungan,
tetapi jika tidak berdasarkan kesepakatan, maka hal tersebut dikatakan
pelecehan. So, tulisan ini akan sangat bermanfaat juga bagi kalian yang sedang
dimabuk cinta dalam hubungan pacaran.
Sedangkan penyintas, disebutkan dalam KBBI, ia adalah seseorang
yang mampu bertahan hidup. Maka jika kita gabungkan kalimat penyintas pelecehan
seksual adalah mereka yang mampu melewati kejadian dan proses penyembuhan dari
tindakan pelecehan seksual. Kita tahu, bahwa dalam kasus ini juga banyak yang tidak
mampu bertahan, sehingga memilih mengakhiri hidup. Maka, tulisan ini hadir
untuk mengapresiasi yang sudah bertahan, terlebih mau speak up, karena
dari kisah mereka akhirnya kita belajar. Bahwa terkadang yang tidak mampu
dinalar oleh akal manusia soal kejadian dan penanganan, maka Allah tunjukkan
kuasa-Nya, dan benarlah terjadi. Menjadi salah jika dalam setiap solusi kita
menyombongkan diri, tanpa berdoa dan terus berusaha. Terlebih, dengan mereka
bertahan, sebenarnya sedang menuju kemenangan. Bertahan untuk melawan.
Kisah pertama, datang dari seorang selebriti tanah air, dia juga
komedian. Aming, yang baru-baru ini pernyataannya di poadcast Denny Sumargo
bikin rame. Selain dia hadir sebagai bentukan manusia yang berbeda (memiliki
payu dara), dia juga tidak ragu menceritakan perjalanan hidupnya. Aku tidak
akan berbicara soal pilihannya melakukan transgender, ya, karena ini akan
menggunakan landasan pembenaran yang berbeda, soal hukum agama. Aku lebih ingin
menyoroti kisahnya yang sempat menjadi korban pelecehan seksual. Saat itu, dia
masih duduk di bangku sekolah dasar, waktu kejadian berlangsung dia sama sekali
tidak menyadari bahwa itu bentuk pelecehan seksual Dia hanya merasakan kenikmatan yang ketika
dilakukan berulang-rulang dia merasakan ketabuan dan sepertinya ada yang salah.
Dia bertahan hingga menjadi mahasiswa. Di awal, Aming tidak sadar dan
membiarkan proses itu terjadi, ketika mulai sadar dia tetap memilih bertahan
karena tidak tahu kepada siapa akan berbagi. Selain itu, menurut Aming, dia
mengalami adiksi seksual (ketergantungan seksual) setelah pertama mencoba. Ya,
seperti yang dia bilang nikmat itu, jadi dia terus melakukan kegiatan tersebut
sampai duduk di bangku perguruan tinggi.
Kisah kedua, teman-teman mungkin sudah nonotn film Dear Nathan
Thank You Salma yang ketiga. Film ini mengangkat dua konflik, konflik
Nathan dengan Salma soal kecemburuan hadirnya orang ketiga dan konflik Zanna,
yang bagiku dalam produksi kali ini dialah tokoh utama. Zanna adalah seoarang
perempuan yang berangkat dari keluarga tidak mampu, hanya saja dia memiliki
cita-cita besar. Terlebih dia harus merawat Bapaknya yang sedang terkena
penyakit stroke. Zanna akhirnya dapat melanjutkan pendidikan tinggi
dikampus A (inisial) dengan beasiswa. Selain aktif di akademik, dia juga aktif
di organisasi. Suatu hari HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) sedang
melakukan bakti sosial. Zanna ikut andil di dalamnya, dia pulang kemalaman
sehingga ditawarin tumpangan oleh Rio yang merupakan seniornya sekaligus ketua
HMPS. Pada saat itulah dia memperoleh pelecehan seksual dari Rio ini, Zanna
terus memberontakan dan memaksa keluar dari mobil. Alhasil, Rio mencium Zanna,
tidak sampai pada pemerkosaan. Zanna diancam oleh Rio, jika dia berani
membeberkan perlakuannya, maka beasiswa akan terancam dicabut. Sebab, Rio
adalah anak dari investor terbesar di perguruan tinggi tersebut. Tetapi, dengan
bantuan teman-teman Love Youre Self yang di dalamnya juga ada Nathan dan
Salma, dia berani menuntut keadilan dengan didampingi dosen kelas Zanna yang
begitu peduli padanya. Seperti yang sering terjadi, di meja peradilan yang
dilakukan oleh dekan dan jajarannya beserta Bapak dari pelaku, Zanna justru
disudutkan dan beasiswa dia dicabut saat itu juga. Niat memperoleh keadilan
justru mendapat ketidakadilan. Dalam prosesnya, Zanna memperoleh trauma yang
cukup berat, tetapi dia tidak pernah berhenti berjuang. Sampai akhirnya, dia
memperoleh beasiswanya kembali. Akan tetapi, pelaku tetap dibiarkan berkeliaran
di lingkungan kampus, sehingga itu membuat Zanna tidak nyaman untuk melanjutkan
pendidikan di sana, sehingga dengan bantuan dosen kelas yang peduli
terhadapnya, Zanna melanjutkan ke luar Negeri.
Kisah ketiga, datang dari seorang teman yang tidak akan aku sebut
namanya di sini, sebut saja Rahmah. Suatu hari aku spontanitas menepuk
pinggangnya dari belakang dengan maksud menegur. Tetapi, dia justru begitu
kaget dan ngeberontak begitu serius, sebelum akhirnya dia sadar kalau yang ada
di belakangnya itu aku. Aku bertanya, kenapa dia sebegitu histeris itu. Awalnya
tidak mau menjawab, tetapi aku terus berusaha meyakinkan dia. Akhirnya, dia
berani berkata jujur. Bahwa dirinya pernah mendapatkan perlakukan pelecehan
seksual dari seorang teman. Waktu itu, dia sedang ingin ke toilet, tanpa
disadarinya laki-laki tersebut mengikutinya dari belakang, dan sesampainya di
kamar toilet tiba-tiba dia menutup pintu dan memeluk temanku tersebut dari
belakang. Temanku berhasil memberontak dan kabur. Namun, sejak saat itu
ketraumaan dia cukup serius. Terlebih kabar tersebut ternyata tertiup angin dan
menghembuskan banyak pihak. Sebagai korban, justru dia yang dikucilkan oleh
pihak-pihak tersebut.
Kisah keempat, aku juga akan memakai nama samaran, sebut saja
Sarah. Suatu hari dia memperoleh perlakuan pelecehan seksual dari seorang
seniornya, berbeda dengan Zanna, Rahmah, bahkan Aming. Dia tidak bisa
memberontak dan menerima perlakuan tersebut tidak dengan senang hati. Setelah
kejadian itu, Sarah suka melamun dan bermimpi tentang kenikmatan yang terjadi
malam itu. Dia ingin merasakan kembali, tetapi dengan sadar dia membenci
perlakukan itu. Sehingga dia hanya mampu membayangkan, dan bayangan tersebut
juga menyiksanya dalam mimpi. Dia menjalani proses itu seorang diri, tidak ada
yang tahu, sampai pada akhirnya dia juga memaafkan pelaku dan berteman lagi
dengan dia.
Dari keempat kisah di atas apakah kita melihat adanya adiksi
seksual? Sebelum itu, aku jelaskan dulu yang dimaksud adiksi seksual. Adiksi,
menurut KBBI adalah kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental
terhadap suatu zat. Sedangkan adiksi seksual adalah kecanduan atau ketagihan
seksual.
Secara dhohir, dari keempat kisah, kita bisa melihat bahwa
adiksi seksual terjadi pada Aming dan Sarah, meskipun cara mereka menyikapinya berbeda.
Sedangkan Zanna dan Rahmah, justru lebih terpuruk dalam ketraumaan. Realitas
yang terjadi pada Aming dan Sarah dapat menjawab, kenapa seseorang bertahan
dalam hubungan seksual tanpa ikatan atau pertanyaan kenapa seseorang bertahan
berhubungan seks meskipun mendapat kekerasan (seperti dipukul). Ya, karena itu
nikmat, ada ketergantungan. Tetapi, hal itu bukan berarti tidak dapat
dihindari, tergantung pilihan korban, mau melakukan pengobatan atau
terperangkap dalam hidup ketidakwajaran. Bahkan, kalau dinilai dari hukum
Islam, itu adalah haram. Maka, jika kita muslim, setidaknya berusaha menjauh
dari kondisi tersebut, kondisi melayani perasaan ketergantungan, bukan kondisi
berusaha menjauh menjadi korban. Karena musibah ini bukan sesuatu yang bisa
direncanakan dan menjadi korban bukanlah sebuah pilihan.
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat, kritik dan saran kami
harapkan.
SB, 17 Mei 2022
.jpg)
0 Komentar