KEGUNAAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI PENEGASAN PENGERTIAN




Tanyakan pada sekitar Anda apa yang mereka pahami tentang psikologi? Hal apa yang awal terbesit dalam pemikiran mereka dari kata psikologi? Sudah menjadi hal lumrah jika psikologi dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari jiwa seseorang. Apakah definisi ini salah? Tidak, karena secara bahasa psikologi adalah ilmu jiwa (psyche: jiwa dan logos: ilmu). Akan tetapi, syarat sebuah ilmu adalah ia harus memiliki objek yang jelas untuk diamati, tidak abstrak. Jiwa adalah sesuatu yang abstrak, yang mungkin untuk diamati atau dikaji adalah manifestasi dari jiwa, dalam hal ini adalah interaksi seseorang dengan lingkungannya (Mahmud, 2021). Sedangkan terkait pendidikan, didefinisikan oleh UU Nomor 20 Pasal 1 ayat (1) Tahun 2003, sebagai upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi diri (Sanga & Wangdra, 2023). Sehingga kata yang tepat untuk mengartikan psikologi pendidikan yaitu ilmu yang mempelajari interaksi seseorang dalam lingkungan yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran yang aktif dan kontributif terhadap perkembangan potensi diri siswa.

Sebagai ilmu yang berkontribusi terhadap kesuksesan belajar siswa setidaknya psikologi pendidikan memiliki 5 keguanaan (Mohammad Ali Mahmudi, dkk, 2024). Pertama, dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, melalui pemahaman terhadap berbagai macam karakteristik siswa pengembangan strategi pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sebab, memperhatikan aspek potensi, kebutuhan, dan kelemahan siswa. Contohnya, psikologi pendidikan membantu individu menganalisis kebutuhan belajar dan mengembangkan rencana belajar yang efektif untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan teknik yang tepat. Melalui pemahaman ini, proses belajar dapat menjadi efisien dan efektif. Tujuan psikologi pendidikan untuk memahami siswa sehingga guru dapat mengelompokkan siswa berdasarkan potensi yang dimiliki dan mempengaruhi proses pembelajaran yang akan dilakukan. Apabila mengikuti filosofi konsruktivisme, maka pembelajaran dengan pendekatan proses, pembelajaran transformative, dan pembelajaran student centered learning (CTL) dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Kedua, memahami siswa lebih dalam, maksudnya adalah guru dapat memahami siswa lebih dalam berdasarkan karakteristiknya, tahapan tumbuh kembangnya, dan tingkah laku siswa. Hal ini membantu dalam memberikan pendekatan yang sesuai dalam proses belajar mengajar. Contoh, psikologi pendidikan yang dipelajari berkaitan dengan teori belajar dan kemandirian belajar self regulated learning (SRL) untuk membantu siswa mencapai potensi maksimalnya dalam memperoleh pengetahuan.

Ketiga, menganalisi kebutuhan siswa. Psikologi pendidikan membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan siswa, baik itu kebutuhan akademis maupun kebutuhan sosial, dan emosional. Memahami hal ini memungkinkan guru memberikan dukungan yang sesuai berdasarkan kebutuhan siswa. Dari mempelajari psikologi pendidikan, guru tidak hanya memperoleh wawasan dan keterampilan dalam mentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga meningkatkan kemampuan dalam memahami dan mengembangkan karakteristik siswa dengan melakukam internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter.

Keempat, meningkatkan motivasi belajar, melalui pengetahuan tentang karakteristik siswa guru dapat menyusun strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Memahami faktor-faktor motivasi dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi. Dengan pemahaman ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mampu memotivasi siswa untuk belajar secara maksimal agar tercapai hasil belajar yang lebih baik.

Kelima, mengembangkan kesejahteraan siswa. Psikologi pendidikan juga memudahkan guru berperan dalam pengembangan kesejahteraan siswa, baik secara emosional maupun akademis. Melalui pemahaman secara mendalam aspek psikologis siswa, guru dapat membantu siswa dalam meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Dengan begitu Mempelajari psikologi pendidikan, menuntut para guru untuk mengenal tidak hanya siswanya, tetapi juga konteks lingkungan di mana siswa tumbuh, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun, masyarakatnya. Guru menjadi pribadi yang lebih peka dan memperhatikan siswa dengan segala potensi dan interaksi dengan lingkungannya.

Lima kegunaan di atas menunjukkan bahwasannya psikologi pendidikan bukan ilmu kejiwaan melainkan ilmu yang mempelajari perilaku seseorang. Di mana lima manfaat tersebut proses pencapaiannya membutuhkan objek yang dipelajari dan dikaji. Semoga tulisan singkat ini memberikan hikmah bagi kita semua. Wallahu A’lam.

Penulis: Dinda nasiroh taufikoh, Ghomsatul lailiya, dan Nehayatin Nafillah

Posting Komentar

0 Komentar