Selain Syaikhoh Rahmah El-Yunusiah, Kartini, dan Rukmini istri Letkol Moch. Sroedji. Marsinah salah satu yang kami kagumi dan sumber semangat perjuangan selama ini.
Dari beliau semua kami menyimpulkan bahwa perjuangan perempuan, baik dalam konteks ketidakadilan secara keseluruhan hanya memerlukan prinsip ketegketeguhan, ketangguhan, dan kesungguhan.
Dengan keras hati dan tekad yang kuat Marsinah memperjuangkan keadilan untuk teman seperkawanannya, kaum buruh. Kronologi yang panjang, hingga mengantarkan dirinya menghilang. Beberapa hari kemudian ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa dengan beberapa luka. Bahkan, fakta dari kematiannya pun dimanipulasi, hingga harus dilakukan visum dua kali. Bukti yang dihidangkan menjelaskan salah satu luka disebabkan oleh sebatang balok yang disodok ke kelaminnya. Tetapi, Dokter Forensik mengatakan, lubang lebar 3 cm dengan kerusakan yang masif tidak mungkin diciptakan oleh sebatang balok. Yang bisa melakukan hanyalah senjata api dan tidak sembarang orang memiliki akses terhadap senjata tersebut.
Dari peristiwa yang mengarahkan Bangsa untuk bertanya, rupanya Bangsa ini lebih cerdas untuk menyimpulkan. Luka dari satu orang untuk memperjuangkan keadilan adalah luka kita secara keseluruhan. Sekarang luka itu kembali berdarah sebab keputusan yang kami tidak habis pikir bagaimana cara berpikirnya. Mungkin hal yang lumrah, karena yang mempertahankan manusia tetap pada kekhasannya sebagai manusia, tidak menjadi hewan, setan, maupun Tuhan, ternyata bukan hanya kapasitas berpikir tetapi kapasitas berhati nurani.
Kami kembali terluka dan berduka.

0 Komentar